♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪----->>> Welcome to My Blog <<<-----♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪

Rabu, 16 Desember 2009

Keunikan yang Bukan untuk Diseragamkan

Ketika saya menginjakkan kaki pertama kali untuk menjalani Program Pengakraban dengan Lingkungan ( Probaling) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Kanisius Eksperimental Mangunan (SDK E Mangunan), banyak sekali hal-hal baru yang saya temui. Sejauh saya melangkahkan kaki di sana, pengalaman berharga yang tak terlupkan terajut jua.

SDK E Mangunan yang merupakan rintisan Romo YB Mangunwijaya dan berlokasi di Mangunan Kalotirto Berbah Sleman Yogyakarta tersebut memang unik. Di SDK E Mangunan, anak-anak tidak memakai seragam saat menuntut ilmu di sekolah tersebut. Anak-anak bebas berekspresi melalui pakaian yang mereka kenakan. Rasa sosialisasi yang tinggi terhadap sesama siswa, guru, orang tua bahkan masyarakat tercipta sangat baik.

Anak-anak aktif dalam pembelajaran. Ketika PPL di sana, saya melihat sebagian besar anak-anak antusias dan berpartisipasi jika diminta mengerjakan soal di papan tulis maupun bercerita pengalamannya di depan teman-temannya. Mereka selalu menghias dan mewarnai lembar kerjanya seusai mengerjakan soal, yang kemudian ditempel di dinding kelas setelah mendapat nilai dari guru. Betapa senangnya melihat kegembiraan dan ekspresi yang mereka tunjukkan lewat gambar dan goresan pensil warna.
 
Sebelum pulang sekolah anak-anak selalu menulis buku harian. Di sanalah mereka bercerita dan mencurahkan segala perasaan serta apa yang terjadi pada hari itu. Belajar langsung dengan alam juga sering dilakukan. Tak segan-segan anak diajak ke sawah dan jalan-jalan di sekitar sekolah. Tak ada rasa malu untuk bertanya jika ketidakjelasan menghampirinya.


Kreativitas dan keterampilan mereka juga berkembang. Barang- barang bekas atau tak berguna disulap menjadi hasil kerajinan tangan dengan berbagai bentuk dan variasi serta menjadi sesuatu yang bermanfaat. Uniknya lagi di sana ada "Musik Kaleng Rombeng". Apa itu "Musik Kaleng Rombeng"? Itu adalah musik yang dihasilkan dari barang-barang bekas seperti galon, kaleng dsb yang dipukul maupun botol yang diisi biji-bijian. Alunan "Musik Kaleng Rombeng" tersebut sering dipentaskan dan mengisi pembukaan suatu acara, tentunya ada vocal group yang turut melengkapinya. Keceriaan dan rasa solidaritas yang tinggi selalu terlihat. Mereka tak membedakan dalam berteman. Hubungan antara guru dan siswa juga terjalin dengan baik.
 
Karya unik dan kreatif yang muncul tidak lahir hanya karena kebetulan. Tak jua timbul secara instan. Namun, semua itu melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut keterampilan, kecakapan dan motivasi yang kuat. Seperti yang dikatakan dalam Newsletter Kuwera 14 No.51/Tahun IX/September-Oktober 2009 "anak-anak terlahir dengan keunikannya masing-masing. Keunikan inilah yang harus dipupuk dan dikembangkan, bukan untuk diseragamkan".
Terima kasih SDK E Mangunan.....

 


2 komentar:

  1. Hai... proficiat y, blognya uda jd...
    sip2.. met brkarya, mg lamarannya cpet klar...

    BalasHapus